BITUNG - Kelangkaan BBM Jenis Solar berdampak bagi perputaran roda ekonomi di Sulut dan khususnya di kota Bitung Terkesan ada pembiaran oleh Pemerintah sehingga hal itu terus berkelanjutan sehingga untuk mendapatka BBM jenis Solar menjadi Sulit untuk mendapatkannya. Baik masyarakat pengguna maupun pelaku Usaha harus Antrean menunggu lama di SPBU - SPBU yang ada.
Baca juga:
Di Desa Cibedug Marak Rumah Tidak Layak Huni
|
Melihat kondisi ini Ketua DPW Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia/Indonesia Logistics Forwader Association (ALFI/ILFA) Sulut, Syam Panai dengan tegas menyerukan Pemerintah dan Pihak Kepolisian untuk segera memperhatikan hal itu.
Menurutnya keadaan ini sangat mempengaruhi penyaluran logistik Oleh Karena kendaraan logistik itu butuh kecepatan dan ketepatan dalam membawa barang logistik sementara kita butuh satu hari untuk mendapatkan solar. Adanya antrean panjang sambunhnya membuat pengusaha logistik mengalai kerugian karena bekerja tidak optimal.
Melihat kondisi ini dan setelah melakukan pertemuan bersama semua pelaku usaha yang tergabung dalam asosiasi sepakat untuk untuk melakukan aksi mogok. Kami sudah resah dsngan kondisi dan keadaan saat ini, untuk berusaha dan berkegiatan agak susah dan rugi terus.
" Kami Minta ketegasan dan Perhatian Pemerintah atas kondisi ini, Jika tidak kami akan melakukan aksi mogok pendistribusian Logistik, " tegas Syam Panai, Senin (19/08/2024) usai melakukan rapat bersama anggota Asosiasi di Kantor ALFI ILFA Kecamatan Maesa.
Terkait hal ini Kata Syam Panai, pihaknya sudah pernah mengadukannya mengadukannya Ke DPR dan sudah menghadap Ke Polda sehingga ada tindakan oleh Kepolisian Polda Sulut. Namun itu hanya berjalan1 Minggu kemudian terjadi lagi kelangkaan dan pengantrian di panjang SPBU.
" Kami tidak pusing lagi masalah kendaraan yang melakukan pengisian (Tub) dan lainnya yang tak sesuai dan menyalahi aturan, tapi prioritaskan kendaraan logistik." Kata Syam sembari mengatakan sekarang ini tidak ada perhatian pemerintah.
" Pemerintah seakan menutup mata dan melakukan pembiaran melihat antrean panjang tapi di diamkan sekan tidak terjadi apa-apa, " kata Syam Panai
Dirinya pun berharap hal ini menjadi perhatian pemerintah Provinsi. Untuk serius mennaggapi dan melihat kondisi saat ini. Menjadi tugas Pemerintah bagaimana bisa menjalankan kegiatan ekonomi berjalan bagus.
" Kami logistik akan berhenti berkegiatan mulai hari rabu 21 Agustus 2024 di TPB. Dan ini akan berkelanjutan hingga ada perhatian Pemerintah, " Iti yang menjafi harapan kami." Tegasnya (AH)